KEGIATAN SOSIALISASI DAN PENDAMPINGAN PROGRAM KAKI PALSU BAGI PENYANDANG DISABILITAS PADA PONDOK PESANTREN DARUSSALAM
Keywords:
Kaki Palsu, Sosialisasi, Pengabdian Nasional, PendampinganAbstract
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) merupakan upaya nyata dalam membantu dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama mereka yang berkebutuhan khusus. Salah satu kelompok yang sering kali terlupakan adalah penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas sering menghadapi tantangan dalam hal mobilitas, khususnya mereka yang kehilangan salah satu atau kedua kakinya. Dalam konteks ini, kegiatan PkM ini bertujuan untuk memberikan solusi bagi penyandang disabilitas, khususnya di Pondok Pesantren Darussalam, Gresik, melalui program kaki palsu. Kegiatan ini mencakup dua aspek utama, yaitu sosialisasi dan pendampingan. Sosialisasi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan keluarga penyandang disabilitas tentang manfaat kaki palsu, serta upaya untuk menghilangkan stigma yang masih melekat pada penyandang disabilitas. Pendampingan adalah bagian penting dari program ini, di mana penyandang disabilitas akan mendapatkan bantuan dalam pemilihan, pembuatan, serta penggunaan kaki palsu yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. Melalui pendampingan yang berkelanjutan, penyandang disabilitas akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan kembali mobilitas mereka, meningkatkan kemandirian, serta terlibat lebih aktif dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Selain itu, kegiatan ini juga berusaha membangun kerjasama yang kuat antara lembaga pendidikan seperti Pondok Pesantren Darussalam, keluarga penyandang disabilitas, serta pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan dan distribusi kaki palsu. Hasil dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi penyandang disabilitas di Pondok Pesantren Darussalam, Gresik. Program ini juga dapat menjadi model bagi inisiatif serupa di tempat lain yang berfokus pada inklusi, kesetaraan, dan kesejahteraan penyandang disabilitas. Secara keseluruhan, kegiatan ini mencerminkan komitmen untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan peduli terhadap semua anggotanya, tanpa memandang kondisi fisik atau kecacatan.